Senin, 18 Januari 2016

SEJARAH DESA BANDUNG KEC. DIWEK KAB. JOMBANG



Dalam kajian masalah sejarah desa Bandung ini penulis akan mengemukakan beberapa penjelasan dari para narasumber yang telah ditemui dan diwawancarai secara langsung dalam sebuah forum diskusi yang bertempat di balai desa Bandung. Para tokoh masyarakat dan narasumber yang hadir dalam forum diskusi tersebut antara lain :
  1. Mahfudz Mustofa (Kepala Desa Bandung)
  2. Ali Murtadlo ( Tokoh masyarakat/ narasumber)
  3. Ali Mushonif (Tokoh masyarakat/ narasumber)
Sesuai dengan keterangan dari para narasumber, selajutnya dapat disampaikan sebagai berikut :
  1. Pelaku “Babat Alas” desa Bandung
Menurut Mahfudz Mustofa (Kepala Desa Bandung) bahwa orang yang pertama kali melakukan “Babat Alas” (Pembukaan Hutan) desa Bandung adalah Tumenggung Hadi Kusumo. Hal ini dibuktikan dengan adanya sebuah makam kuno yang berada di dusun Sumber Suko yang dikenal dengan nama “Makam Panjang Tumenggung Hadi Kusumo”. Disebut maka panjang karena makam tersebut panjangnya mencapai kira-kira 5 meter. Sedangkan Tumenggung Hadi Kusumo sendiri adalah tentara R. Patah yang waktu terjadi perpindahan kekuasaan dari Mojopahit ke Demak selanjutnya memilih tetap tinggal dan membuka lahan yang selanjutya menjadi desa Bandung.
  1. Asal-usul nama desa “Bandung”
Tentang asal usul nama tersebut, hingga saat ini masih belum ada sumber yang pasti. Hanya menurut cerita bahwa di desa ini bila ada masalah atau peristiwa misalnya orang meninggal, ada orang mantu hajatan biasanya terjadi tidak hanya satu kali tapi berulang dua sampai tiga kali. Berulang dua atau tiga kali itu orang biasanya mengatakan bandung-bandung atau dobel. Dari kata bandung-bandung itu akhirnya desa ini disebut dengan desa Bandung.
  1. Perkembangan desa Bandung dengan beberapa orang yang pernah menjadi Pemimpin/ Lurah/ Kepala Desa dari tahun ke tahun.
Berdasarkan penjelasan dari beberapa tokoh masyarakat yang dijadikan narasumber ada beberapa kali pergantian kepemimpinana di desa Bandung yang dimulai tada tahun 1884 sampai sekarang. Secara rinci berikut ini nama-nama tokoh yang perah menjadi Pemimpin/ Lurah/ Kepala Desa Bandung beserta perkembanga yang di capai di masa kepemimpinannya :
a.      Singo Setro (tahun 1984 – 1926)
Pada tahun 19884 – 1926 pemeritahan desa Bandung di pimpin oleh seorang Lurah yaitu  
Singo Setro yang juga dikeal sebagai Mbah Bahu Bandung, yang saat itu berkedudukan di  
dusun Bandung Krajan.
Kondisi masyarakat dan perkembangannya dapat digambarakan sebagai berikut:
·         Penduduk belum begitu padat, sedangkan mata pencaharian utama penduduk adalah bertani di sawah dan menanam ubi-ubian (Polo Pendem).
·         Banyak terdapat sumber air dan pohon-pohon besar.
·         Tabah bengkok milik Lurah dikerjaka oleh peduduk dengan gotong royong tanpa upah uang, hanya di beri imbalan makan.
·         Pendidikan masih sangat minim, hanya terdapat sebuah sekolah rakyat (SR) yang hanya sampai kelas tiga, sehingga masih banyak penduduk yang buta huruf.
·         Pada tahun 1913 berdiri sebuah pondok pesantren di Bandung Kencur ( sekarang dusun Sugihwaras). Konon kabarnya pendiri pondok pesantren ini adalah keturunan pedatang dari Ngadilangu.
  1. H. Wahid (Tahun 1926 – 1936)
Pada tahun 1926 -1936 ini desa Bandung dipimpin oleh seorang Lurah yang bernama H. Wahid yang berkedudukan di desa Gebang Malang.
Pada masa ini proses pemilihan Lurah dilakukan dengan cara “ Getok-getok Uwi “, yaitu dengan cara penduduk yang mempunyai hak pilih memilih dengan cara duduk di belakang calon yang dipilih. Sehingga calon Lurah yang diikuti banyak pemilih yang berhak menjabat sebagai Lurah. Biasaya pada masa itu yang terpilih menjadi Lurah adalah orang yang punya ilmu kanuragan dan ilmu perdukunan (punya kharisma tinggi di masyarakat).
Kondisi masyarakat dan perkembanganya dapat digambarkan sebagai berikut :
·         Sektor pertanian mulai berkembang lebih luas, banayk lahan pekarangan yang di jadikan sawah pertanian.
·         Sumber air dan pohon-pohon besar masih ada, dan pengairan sawah masih lancar.
·         Tanaman pangan penduduk sudah berkembang dari yang haya polo pendem menjadi beberapa macam jenis tanaman pangan seperti padi, polowijo, tebu, nila dan jarak.
·         Pendidikan masih belum berkembang, sekolah yang ada hanya Sekolah Rakyat (SR) yang hanya sampai kelas tiga.
·         Agama islam berkembang dengan pesat, ada pondok pesantren.
·         Tahun 1926 di bangun sebuah masjid di dusun Gebang  Malang oleh Kyai Husnan yang berasal dari Sewulan Madiun. Konon kabarya beliau masih ada hubungan famili dengan keluaga kerajaan Mataram.
  1. Karso/ Rono Harjo (Tahun 1936 – 1949)
Pada tahun 1936 – 1949 ini desa Bandung ini dipimpin oleh seorang Lurah yang bernama Karso yang di sebut juga Rono Harjo, yang berkedudukan di dusun Gebang Malang.
Kondisi masyarakat dan perkembangannya dapat di gambarkan sebagai berikut :
·         Mata pecaharian penduduk sudah bekembang tidak hanya mengandalkan pertanian tetapi sudah ada yang berdagang.
·         Tanah bengkok masih dikerjakan seperti pada Lurah-lurah sebelumnya yaitu oleh penduduk, tetapi sudah ada imbalan uang meskipun kecil.
·         Pada masa pemerintahan Lurah Karso ini untuk menunjang pertanian sudah mulai di bangun saluran pengairan, sehingga pengairan tanah pertanian lancar dan sudah ada pengaturan.
·         Pola hidup gotong royong masih kuat di masyarakat.
·         Perkembangan agama islam dan pendidikan sudah berkembang. Disamping pondok pesantren juga sudah ada Sekolah Dasar sampai kelas enam, dan ada juga Madrasah yang berdiri di desa Bandung.
            Juga muncul komoditas pertanian baru sebagai pengganti Tebu, Nila, dan Jarak yaitu   
            Tembakau.
  1. Sari Gufron (tahun 1950 – 1969)
Pada tahun 1950 – 1969 ini desa Bandung dipimpin oleh Lurah sari Gufron, yang tidak lain adalah putra dari Lurah sebelumnya yaitu Rono Harjo.
Kondisi masyarakat dan perkembangannya dapat digambarkan sebagai berikut :
·         Pada masa ini pemilihan Lurah dilakukan dengan menggunakan Biting (Potongan Kawat yang di cat separo), pemilih mendapatkan satu potongan kawat. Kewmudian dimasukkan ke dalam bumbung bambu milik calon yang dipilih.
·         Pada masa ini sudah mulai ada sekolah SLTP yang bertempat di dusun Bandung Kencur (sekarang dusun Sugihwaras).
·         Pada masa ini juga muncul seorang tokoh masyarakat yaitu Kyai Masduqi Zyn,. Beliau seorang tokoh agama, juga seorang penasehat hukum, juga menjadi seorang politikus, bahkan pernah menjabat sebagai ketua DPRD TK II Kabupaten Jombang saat itu.
·         Irigasi sawah pertanian mulai ada masalah, sumber air mulai hilang sehingga pengairan sawah pertanian mulai sulit. Bahkan beberapa upaya dilakukan termasuk perbaikan semua saluran air di masing-masing Dusun.
·         Pada tahun 1965 tepatnya hari Kamis malam Jum’at terjadi peristiwa G-30 S PKI, yang dampaknya sampai juga di desa Bandung. Karena di desa Bandung ada seorang tokoh PKI yang pada waktu itu sempat digerebek pemuda namun lolos.
·         Karena ketentraman peduduk terganggu oleh peristiwa G 30 S PKI itu, maka kegiatan juga keamanan ditingkatkan. Pembangunan pos-pos keamanan di setiap dukuhan atau dusun, dan setiap malam dilakukan patroli keliling desa yang dipimpin Lurah.
  1. Mohammad Cholil (tahun 1969 – 1990)
Pada tahun 1969 – 1990 desa Bandung dipimpin oleh seorang Lurah yang bernama Mohammad Cholil yang berdomisili di dusun Sumber Suko.
Kondisi masyarakat dan perkembangannya dapat digambarkan sebagai berikut :
·         Pada masa ini pengairan untuk lahan pertanian mengalami kesulitan, pembangunan dan perbaikan saluran air juga dilakukan.
·         Pembangunan Gapura dan Gapura Batas desa dilakukan.
·         Petani mulai memasang sumur pantek untuk mencukupi kebutuhan air pertanian.
·         Pendidikan juga berkembang pesat, sudah ada dua bangunan Sekolah Dasar, 5 buah Madrasah Ibtidaiyah, dan 3 Madrasah Tsanawiyah.
·         Kebanyakan mata pencaharian penduduk sudah banyak perubahan, yang tua masih bertani sedangkan yang muda mulai merintis usaha dagang dan kerajinan rumah tangga.
·         Mulai ada yang berusaha di bidang peternakan ayam Ras dan petelor.
·         Dibangun kantor desa sebagai pusat pelayanan masyarakat. Sedangkan Lurah-lurah sebelumnya dalam melayani masyarakat masih di rumah masing-masing.
·         Listrik mulai masuk ke desa Bandung untuk penerangan rumah-rumah penduduk.
  1. Machfudz Mustofa (tahun 1990 – 2007)
Mulai tahun 1990 sampai sekarang desa Bandung dipimpin Kepala desa yang bernama Machfudz Mustofa. Beliau menjabat sebagai dua periode. Proses pemilihan dilakuakan dengan cara mencoblos kartu suara yang bergambar photo calon. Pada masa ini sudah berlaku Undang-undang yang No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan desa, dimana dalam undang-undang ini juga diatur pembatasan masa jabatan Kepala Desa sampai 8 tahun, dan setelah habis masa jabatannya bisa dipilih kembali melalui proses pemilihan yang demokratis.
Desa Bandung sekarang terdiri dari 7 dusun yaitu : dusun Bandung Krajan, Sugih Waras, Randu Lawang Krajan, Randu Lawang Santren, Gebang Malang, Tanggungan dan Sumber Suko.
Kondisi masyarakat dan perkembangannya dapat digambarkan sebagai berikut :
·         Dilakukan revitalisasi organisasi kepemudaan dengan menghimpun para pemuda dalam organisasi Karang Taruna.
·         Pada tahun 1993 Kepala Desa bersama pemuda Karang Taruna dan tokoh masyarakat mendirikan sekolah Madrasah Aliyah yang diberi nama “Madrasah Aliyah Nurul Jadid” yang masih terus berjalan sampai sekarang.
·         Lembaga pendidikan yang ada di desa Bandung hingga sekarang adalah 2 SDN, 5 MI, 3 MTs, dan 2 Madrasah Aliyah.
·         Pendidikan berkembang pesat, tingkat pendidikan masyarakatpun meningkat, sudah  banyak warga desa Bandung yang lulusan Sarjana bahkan S2 tidak kurang dari 5 orang.
·         Pemerintah desa Bandung juga memprakarsai dilaksanakan Pengajian Bersama LMB, LKMD, dan tokoh masyarakat, yang sampai sekarang masih berjalan lancara bahkan setiap kegiatan dihadiri sekitar 500 sampai 700 orang.
·         Kegiatan kelompok-kelompok Pengajian, Yasinan, Istiqosah, Tahlila, Pembacaan Manakib berjalan lancar hingga sekarang dengan jadwal pelaksanaan yang bervariasi ada yang mingguan, bulanan, atau selapanan.
·         Ada kegiatan sosial yang menampung anak-anak yatim di panti asuhan “Hasyimiah” dan pati asuhan “Darul Aitam”.
·         Dibangun 2 Sumur Dalam (Sumur Tanah) melalui pengeboran yang semua biaya ditanggung pemerintah melalui program P2AT, sehingga pengairan pertanian berjalan lancar.
·         Untuk menunjang perekonomian rakyat dibangun pasar desa pada tahun 1996 yang terdiri dari 152 kios semi permanen dan 16 buah toko permanen dengan menggunakan dana Swadaya Murni masyarakat. Hal ini dilakukan juga dalam rangka mensukseskan program Gubernur Jawa Timur Basofi Sudirman yaitu “Gerakan Kembali Ke Desa (GKD).
·         Pembangunan Bank Kredit Desa (BKD) untuk membantu pedagang kecil dan Kerajinan Rumah Tangga. BKD ini merupakan program PEMDA Jombang yang bekerja sama dengan BRI, yang untuk desa Bandung ekarng asetnya tidak kurang dari Rp. 250 Juta.
·         Pembangunan balai desa berbetuk pendopomirip dengan pendopo kecamatan dengan ukuran 12 x 12 dan tinggi 5 meter, serta perluasan Kantor desa guna meningkatkan pelayanan masyarakat..
·         Pembangunan saluran air, drainase, jembatan dan buk deker di beberapa dusun.
·         Pembangunan jalan aspal sepajang 1500 meter dengan dana swadaya dan bantuan aspal dari pemerintahan Kabupaten Jombang.
·         Jaringan telepon sudah masuk sampai ke pelosok desa Bandung, sehingga mempermudah komunikasi warga dengan dunia luar sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat.
  1. M. Maksum (2007 – 2013)
  2. Muhammad Fathoni (2013-sekarang)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar